Tren
kesehatan modern kini juga memperhatikan tidur sebagai salah satu pilar
penopang kesehatan, selain olah raga dan keseimbangan nutrisi.Di pagi hari,
kita merasakan manfaat dari tidur yang menyegarkan dan memberi energi baru
untuk menghadapi hari yang akan kita jelang. Ini disebabkan oleh kortisol yang
dihasilkan pada saat tidur. Kortisol dihasilkan menjelang pagi saat proses
tidur mendekati akhir. Dalam tidur terjadi juga pembaruan dan perbaikan sel-sel
yang rusak yang dipicu oleh growth hormone yang dihasilkan tubuh pada tahap
tidur dalam.
Kurang
tidur atau proses tidur yang terganggu jelas merugikan kesehatan dan performa
kita di siang hari. Mulai dari kurangnya motivasi, penurunan kemampuan
konsentrasi dan daya ingat, hingga buruknya suasana hati. Kondisi kurang tidur
juga menurunkan daya tahan tubuh seseorang. Belum lagi adanya beberapa
penelitian belakangan ini yang membuktikan hubungan kurang tidur dengan tekanan
darah tinggi dan risiko menderita diabetes. Tetapi efek kurang tidur yang
paling nyata terlihat adalah pada kulit yang tampak kusam dan tak segar.
Nikotin
Dalam
bidang kesehatan tidur, nikotin digolongkan dalam kelompok zat stimulan.
Stimulan merupakan zat yang memberikan efek menyegarkan seperti halnya kafein
dan coklat. Namun demikian, ada juga sebagian efek dari nikotin yang
menenangkan sehingga perokok dapat merasa tenang dan santai saat menghirup asapnya.
Namun
efek stimulan dari nikotin ternyata lebih kuat, ini dibuktikan dengan
penelitian Punjabi dan kawan-kawan pada tahun 2006 yang meneliti efek nikotin
pada pola tidur seseorang. Perokok ternyata membutuhkan waktu lebih lama untuk
tertidur dibanding orang yang tidak merokok. Mereka jadi sulit tidur.
Kecanduan
rokok
Pada
penelitian selanjutnya yang dipublikasikan pada Februari 2008, Punjabi dan
kawan-kawan lebih menyoroti efek kecanduan rokok pada pola tidur. Secara
teoritis, nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor
di otak seorang pecandu seolah 'menagih' nikotin lagi, sehingga mengganggu
proses tidur.
Pada
pecandu akut yang baru mulai kecanduan rokok, selain lebih sulit tidur, mereka
juga dapat terbangun oleh keinginan kuat untuk merokok setelah tidur kira-kira
2 jam. Setelah merokok mereka akan sulit untuk tidur kembali karena efek
stimulan dari nikotin. Saat tidur, proses ini akan berulang dan ia terbangun
lagi untuk merokok.
Sedangkan
pada tahap lanjut, perokok mengalami gangguan kualitas tidur yang dipicu oleh
efek 'menagih' dari kecanduan nikotin. Dari perekaman gelombang otak di
laboratorium tidur, didapatkan bahwa perokok lebih banyak tidur ringan
dibandingkan tidur dalam; terutama pada jam-jam awal tidur. Akibatnya, dari
penelitian tersebut didapatkan, jumlah orang yang melaporkan rasa tak segar
atau masih mengantuk saat bangun tidur pada perokok adalah 4 kali lipat
dibandingkan orang yang tidak merokok.
Menghentikan
kecanduan
Salah
satu penyebab pecandu rokok sulit menghentikan kebiasaan merokok adalah
gangguan tidur yang dipicu oleh efek 'menagih' yang dialami. Ini pun menjadi
masalah baru ketika seseorang mencoba beberapa macam plester maupun obat-obatan
pengganti nikotin.
Beberapa
obat pengganti nikotin mempunyai efek stimulan yang sama dengan nikotin,
sehingga menyebabkan penderita sulit tidur jika diminum di malam hari.
Sedangkan jenis obat yang lainnya juga menyebabkan efek kecanduan yang sama
seperti nikotin.
Untuk
itu, strategi penghentian rokok perlu juga memperhatikan waktu dan jam biologis
seseorang.
kesimpulannya, Kita
semua sudah memahami berbagai kerugian dari kebiasaan merokok. Mulai dari
gangguan jantung dan pembuluh darah hingga gangguan kehamilan pada wanita. Kini
dengan ditambahnya pengetahuan dari sisi kedokteran tidur, bertambah lagi
alasan untuk menghentikan atau tidak memulai kebiasaan buruk yang bernama
merokok.
No comments:
Post a Comment