Wednesday, October 23, 2013

Kelebihan dan kekurangan dari kebijakan Mobil Murah


Para produsen saling berlomba-lomba untuk meraup perhatian pasar dengan menawarkan produk mobil murah ramah lingkungan atau yang disebut dengan Low Cost Green Car(LCGC).
Hingga 20 September 2013, setidaknya sudah terdapat lima produsen mobil yang merilis mobil murah teranyar yang sebagian besar komponennya dari dalam negeri. Kini lima mobil murah tersebut dipamerkan dalam pameran otomotif Indonesia International Motor Show 2013 (IIMS) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta. Lima mobil teranyar itu adalah :
1. Honda Brio Satya
2. Daihatsu Ayla
3. Toyota Agya
4. Nissan Datsun Go dan Datsun Go+
5. Suzuki Karimun Wagon R

Acara yang diselenggarakan mulai dari 19 September hingga 29 September ini menjadi ajang promosi dan pengenalan bagi para produsen mobil-mobil murah yang juga ramah lingkungan ini.
Setelah diluncurkannya 5 mobil murah ini, sangat banyak pro dan kontra yang timbul dari berbagai kalangan. Berikut adalah kekurangan dan kelebihan yang timbul dari masyarakat diberbagai kalangan.

1.                  Konsep Low Cost Green Car (LCGC) yang masih diragukan

Istilah Green Car dalam konsep mobil murah yang diusung lewat program Low Cost Green Car (LCGC) masih diragukan sejumlah kalangan. Dari deretan kendaraan murah yang diluncurkan, konsep ramah lingkungan ternyata belum sepenuhnya diterapkan. Mobil murah dari dua produsen otomotif lokal seperti Daihatsu dan Toyota dituding belum menerapkan konsep ramah lingkungan dalam produknya.
"Green car itu kalau bahan bakarnya gas atau biofuel, ini kan pakai bensin, jadi nggak green lah, tepatnya mobil murah," ungkapnya dalam Diskusi Mengenai 'Program Low Cost and Green Car, Dampak dan Solusinya' di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (22/10/2013)
Pendapat senada disampaikan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Asisten Deputi Urusan Pengendalian Perencanaan Udara Sumber Bergerak Kementerian lingkungan Hidup, Zakaria, mengungkapkan konsepgreen car yang diterapkan Indonesia masih terlalu kabur.
Zakaria menjelaskan, sekecil apapun Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi, gas emisi akan tetap dihasilkan oleh kendaraan bermotor apapun jenisnya.
Apabila Indonesia ingin mewujudkan green car, KLH mengimbau pemerintah untuk memproduksi mobil listrik. Alasannya, mobil listrik justru masuk jenis kendaraan yang sepenuhnya ramah lingkungan.

2.                  Program ini dianggap Sarat Kebohongan kepada Publik


Menurut Tulus, harga mobil murah yang dicanangkan pemerintah masih tergolong mahal. Harga Rp 70 juta yang ditawarkan kepada konsumen, menurut dia, masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga mobil murah di India yang sekitar Rp 50 juta.
Selain itu, lanjut Tulus, mobil yang ditawarkan dengan kisaran harga Rp 70 juta itu pun masih sangat sederhana sehingga memerlukan tambahan komponen yang juga menambah biaya.
Dia juga menilai pemerintah telah berbohong dengan mengatakan nantinya mobil murah akan didorong untuk menggunakan bahan bakar gas. Tulus mengatakan, infrastruktur kita belum siap untuk mendorong penggunaan bahan bakar gas.
Selain itu, Tulus menilai pemerintah telah berbohong dengan mengklaim kebijakan LCGC ini nantinya dapat membuat pengendara sepeda motor berpaling. Menurut Tulus, klaim tersebut hanya bohong semata karena nyatanya pengguna sepeda motor saat ini tidak mampu membeli mobil murah.
Dia menambahkan, kebijakan LCGC ini juga bertentangan dengan target Indonesia untuk mengurangi emisi karbon 26 persen hingga 2030. "Kalau kebijakan ini yang ditelurkan, emisi justru akan meningkat," katanya.


Sebenarnya dari beberapa keluhan atas kekurangan dari munculnya mobil murah ini. Terdapat beberapa kelebihan jika dibarengi dengan penataan infrastruktur yang baik, dan juga peraturan-peraturan untuk menggunakan standart dan batasan kendaraan yang dipakai supaya tidak menimbulkan kemacetan yang lebih parah ditambah dengan produksi kendaraan yang terus-menerus dilakukan.

refrensi : liputan 6 dan kompas

No comments:

Post a Comment