Para produsen saling berlomba-lomba
untuk meraup perhatian pasar dengan menawarkan produk mobil murah ramah
lingkungan atau yang disebut dengan Low Cost Green Car(LCGC).
Hingga 20 September 2013, setidaknya
sudah terdapat lima produsen mobil yang merilis mobil murah teranyar yang
sebagian besar komponennya dari dalam negeri. Kini lima mobil murah tersebut
dipamerkan dalam pameran otomotif Indonesia International Motor Show 2013
(IIMS) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta. Lima mobil teranyar
itu adalah :
1.
Honda Brio Satya
2.
Daihatsu Ayla
3.
Toyota Agya
4.
Nissan Datsun Go dan Datsun Go+
5.
Suzuki Karimun Wagon R
Acara yang diselenggarakan mulai
dari 19 September hingga 29 September ini menjadi ajang promosi dan pengenalan
bagi para produsen mobil-mobil murah yang juga ramah lingkungan ini.
Setelah
diluncurkannya 5 mobil murah ini, sangat banyak pro dan kontra yang timbul dari
berbagai kalangan. Berikut adalah kekurangan dan kelebihan yang timbul dari
masyarakat diberbagai kalangan.
1.
Konsep Low Cost Green Car (LCGC)
yang masih diragukan
Istilah Green Car dalam konsep
mobil murah yang diusung lewat program Low Cost Green Car (LCGC) masih
diragukan sejumlah kalangan. Dari deretan kendaraan murah yang diluncurkan,
konsep ramah lingkungan ternyata belum sepenuhnya diterapkan. Mobil murah dari
dua produsen otomotif lokal seperti Daihatsu dan Toyota dituding belum menerapkan
konsep ramah lingkungan dalam produknya.
"Green
car itu kalau bahan bakarnya gas atau biofuel, ini kan pakai bensin, jadi nggak
green lah, tepatnya mobil murah," ungkapnya dalam Diskusi Mengenai
'Program Low Cost and Green Car, Dampak dan Solusinya' di kantor Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa
(22/10/2013)
Pendapat
senada disampaikan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Asisten Deputi Urusan
Pengendalian Perencanaan Udara Sumber Bergerak Kementerian lingkungan Hidup,
Zakaria, mengungkapkan konsepgreen car yang diterapkan Indonesia masih terlalu
kabur.
Zakaria
menjelaskan, sekecil apapun Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi, gas emisi
akan tetap dihasilkan oleh kendaraan bermotor apapun jenisnya.
Apabila
Indonesia ingin mewujudkan green car, KLH mengimbau pemerintah untuk
memproduksi mobil listrik. Alasannya, mobil listrik justru masuk jenis
kendaraan yang sepenuhnya ramah lingkungan.
2.
Program ini dianggap Sarat
Kebohongan kepada Publik
Menurut Tulus, harga mobil
murah yang dicanangkan pemerintah masih tergolong mahal. Harga Rp 70 juta yang
ditawarkan kepada konsumen, menurut dia, masih lebih tinggi dibandingkan dengan
harga mobil murah di India yang sekitar Rp 50 juta.
Selain
itu, lanjut Tulus, mobil yang ditawarkan dengan kisaran harga Rp 70 juta itu
pun masih sangat sederhana sehingga memerlukan tambahan komponen yang juga
menambah biaya.
Dia
juga menilai pemerintah telah berbohong dengan mengatakan nantinya mobil murah
akan didorong untuk menggunakan bahan bakar gas. Tulus mengatakan,
infrastruktur kita belum siap untuk mendorong penggunaan bahan bakar gas.
Selain
itu, Tulus menilai pemerintah telah berbohong dengan mengklaim kebijakan LCGC
ini nantinya dapat membuat pengendara sepeda motor berpaling. Menurut Tulus,
klaim tersebut hanya bohong semata karena nyatanya pengguna sepeda motor saat
ini tidak mampu membeli mobil murah.
Dia
menambahkan, kebijakan LCGC ini juga bertentangan dengan target Indonesia untuk
mengurangi emisi karbon 26 persen hingga 2030. "Kalau kebijakan ini yang
ditelurkan, emisi justru akan meningkat," katanya.
Sebenarnya dari beberapa keluhan
atas kekurangan dari munculnya mobil murah ini. Terdapat beberapa kelebihan
jika dibarengi dengan penataan infrastruktur yang baik, dan juga peraturan-peraturan
untuk menggunakan standart dan batasan kendaraan yang dipakai supaya tidak
menimbulkan kemacetan yang lebih parah ditambah dengan produksi kendaraan yang
terus-menerus dilakukan.
No comments:
Post a Comment