Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diambil dari
Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah diketahui bahwa jumlah KPRI di Jawa Tengah
yang terda" ar dan telah melaksanakan RAT adalah 2.932 koperasi.
Selanjutnya dengan menggunakan rumus Slovin diambil 97 KPRI sebagai sampel penelitian
dengan tahun pengamatan 2008 dan 2009, dimana sebagian besar KPRI tersebut
bergerak dalam usaha simpan pinjam. Setelah dilakukan pemilihan sampel secara
acak berdasarkan kota/kabupaten, terpilih 7 kabupaten/kota sebagaimana terdapat
dalam Tabel 2.
Sampel menunjukkan rata-rata nilai
rentabilitas sebesar 4.53%. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur e!
siensi penggunaan modal (Munawir, 2007). Standar yang digunakan dalam mengukur
rentabilitas ekonomi adalah tingkat suku bunga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada tahun 2008 sebesar 8,67% sedangkan tahun 2009
sebesar 7,25% (www.bi.go.id). Rentabilitas KPRI di Jawa Tengah sebesar 4.53%
masih jauh dibawah suku bunga yang berlaku dipasar, sehingga angka tersebut
memberikan arti bahwa penggunaan asset-aset produktif untuk menghasilkan laba
belum maksimal.
Tabel 2. Sebaran Sampel
berdasarkan Kota/Kabupaten
Rentabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.Rentabilitas
perusahaan di ukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur
effisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan
antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan
yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa badan usaha
tersebut rendabel (Munawir, 2007).
Menurut Keown et al. (2001), tinggi rendahnya rentabilitas
ekonomi ditentukan oleh dua faktor, yaitu
profit margin dan
turnover of operating assets. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui effisiensi perusahaan dengan
melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales.Turnover
of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) mengukur sampai seberapa jauh aktiva
usaha dipakai dalam perusahaan. Turnover of
operating assets dimaksudkan untuk mengetahui effisiensi
perusahaan dengan melihat kecepatan perputaran operating
assets dalam suatu periode tertentu.
Dari sisi likuiditas, tingkat
likuiditas KPRI di Jawa Tengah termasuk dalam kategori over likuid dengan nilai rata-rata sebesar 360.73%.
Hal ini menunjukkan bahwa aktiva lancar pada sebagian besar KPRI belum
digunakan secara e! sien. Sementara itu 58.43% dari modal mereka berasal dari
pinjaman pihak ketiga. Sehingga hal tersebut semakin membebani KPRI terutama
biaya bunga yang harus dibayarnya, terlebih lagi apabila KPRI tersebut tidak
mampu menyalurkannya kembali kepada peminjam. Jika ditinjau dari segi
pengendalian biaya, sebagian besar KPRI di Jawa Tengah menunjukkan kinerja yang
cukup e! sien dengan angka BOPO sebesar 73.05%. Sehingga rata-rata laba operasi
yang diperoleh oleh KPRI di Jawa Tengah adalah 26.95% dari pendapatan operasinya.Sebagian
besar dari KPRI yang diteliti termasuk dalam kategori usaha menengah de ngan
rata-rata asset Rp 1,485,750,989.00. Hal ini ditampilkan secara lengkap dalam
Tabel 1.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik yang
terdiri atas normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi
(Ghozali, 2006).Berdasarkan hasil pengujian tidak terdapat prasyarat yang
dilanggar.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
SPSS diperoleh angka R2adjusted sebesar
19.7%. Hal tersebut berarti bahwa variabilitas variabel rentabilitas yang mampu
dijelaskan oleh variabilitas varibel likuiditas, solvabilitas, effisiensi
pengendalian biaya dan ukuran koperasi hanya sebesar 19.7%, sedangkan sisanya
sebesar 80.3% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Nilai koefisien determinasi
tersebut kecil dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data crossection dengan
variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.
Tabel 1. Hasil
Perhitungan Statistik Deskriptif
Selanjutnya, keempat variabel independen yang dimasukkan ke dalam model,
variabel Solvabilitas, BOPO dan Size terbukti berpengaruh signifkan terhadap Rentabilitas KPRI di
Jawa Tengah. Sedangkan satu variable lainnya yaitu Likuiditas tidak dapat
dibuktikan berpengaruh terhadap rentabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian bersama
atas seluruh variabel independen terhadap
rentabilitas (uji F) diperoleh nilai Fhitung sebesar 12.124 dengan nilai signi!
kansi 0.00 dibawah derajat kebebasan 0.05 dengan arah positif. Hal ini
ditunjukkan dalam Tabel 3 secara lengkap.
Tabel 2. Uji F
Secara keseluruhan ringkasan hasil pengujian
hipotesis nampak dalam Tabel 4 yang menunjukkan bahwa Hipotesis1 ditolak,
sedangkan Hipotesis2, Hipotesis3, Hipotesis4, Hipotesis5 diterima.
Tabel 3. Ringkasan
hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis 1, diperoleh
bukti empiris bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas
koperasi.Rata-rata tingkat likuiditas pada KPRI di Jawa Tengah adalah 360.73% (over likuid) yang menunjukkan
bahwa aktiva lancar pada KPRI terlalu tinggi dibandingkan dengan hutang
lancarnya.Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar KPRI yang menjadi
objek pengamatan bergerak dalam usaha simpan pinjam dimana akun Piutang Usaha
menunjukkan angka yang cukup tinggi.Banyaknya piutang yang belum dilunasi
tersebut disebabkan jangka pelunasan yang relatif lama oleh para anggota
koperasi. Aktiva lancar yang tinggi berarti KPRI mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya namun dengan aktiva yang tinggi tersebut mengindikasikan
banyak dana yang menganggur sehingga kondisi ini menyebabkan KPRI tidak dapat
memaksimalkan labanya.
Hasil penelitian tersebut tidak
mendukung teori yang dikemukakan Riyanto (2008) dan hasil penelitian Lazaridis
& Tryfonidis (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai
kekuatan membayar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban ! nansiilnya yang
harus segera dipenuhi, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid sehingga laba yang diperoleh maksimal
dan tingkat rentabilitas ekonomi juga akan rendabel. Sebaliknya perusahaan yang
tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid. Perusahaan yang illikuid suatu waktu akan menghadapi kesukaran keuangan pada waktu
jatuh tempo memenuhi kewajibannya sehinggaakan berakibat pada rentabilitas
ekonomi yang tidak rendabel.
Pengujian terhadap hipotesis kedua bahwa
solvabilitas berpengaruh negatif terhadap rentabilitas koperasi dapat
dibuktikan dengan koe! sien -0.008. Angka tersebut memberikan arti setiap ada
kenaikan tingkat solvabilitas sebesar 1% maka rentabilitas akan turun sebesar
0.8%. Variabel solvabilitas yang diproxykan dengan rasio total hutang terhadap total aktivanya
menunjukkan rata-rata sebesar 58.43%. Nilai tersebut berarti bahwa modal
koperasi lebih banyak berasal dari pinjaman pihak ketiga dibandingkan dengan
simpanan pokok dan simpanan wajib anggota koperasi.Kondisi tersebut berakibat
kepada beban bunga yang harus dibayar koperasi cukup tinggi. Sementara itu
apabila dilihat dari segi penyaluran dana dalam bentuk pinjaman terhadap anggotanya
juga memperlihatkan kondisi yang kurang e! sien, yaitu jangka waktu pelunasan
yang cukup lama sehingga dana banyak yang menumpuk di piutang. Apabila kondisi
tersebut tidak segera dibenahi maka lambat laun kemampuan koperasi dalam
menghasilkan laba semakin kecil sehingga akan berakibat terhadap penurunan
nilai rentabilitasnya.
Temuan tersebut selaras dengan pendapat
Weston & Copeland (1996) bahwa solvabilitas merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi.Apabila perusahaan mampu membayar
hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
dalam keadaan solvabel. Dimana perusahaan akan memperoleh laba yang akan meningkatkan
pencapaian rentabilitas ekonomi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu
membayar seluruh hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvabel sehingga dapat mengakibatkan rentabilitas
ekonomi yang tidak rendabel.
Konsep Van Horne & Wachowicsz Jr
(2005) juga semakin memperkuat temuan tersebut. Rasio debt to total asset menekankan
pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase
aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Semakin tinggi rasio
ini, semakin besar risiko keuangan. Semakin rendah rasio ini semakin rendah
risiko keuangan perusahaan.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
e! siensi pengendalian biaya berpengaruh negative terhadap rentabilitas ekonomi
pada KPRI di Jawa Tengah berhasil dibuktikan. Koe! sien sebesar –0.067
menunjukkan bahwa setiap ada penurunan BOPO sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan
rentabilitas ekonomi sebesar 6.7%. Atau dengan kata lain, pengendalian biaya
yang effisien akan berpengaruh terhadap kenaikan laba koperasi. Hal ini
menunjukkan KPRI tersebut mampu mengelola biaya dengan optimal sehingga dengan
pengendalian biaya yang sangat effisien dapat mendatangkan laba yang berdampak
pada meningkatnya rentabilitas ekonomi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
konsep yang menyatakan bahwa e! siensi pengendalian biaya berpengaruh terhadap
rentabilitas ekonomi.Menurut Munawir (2007) e! siensi pengendalian biaya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pro! tabilitas.Jika biaya
operasional yang dikeluarkan tinggi maka laba yang diperoleh lebih kecil
sehingga menyebabkan menurunnya rentabilitas ekonomi perusahaan. Sebaliknya,
jika biaya operasional yang dikeluarkan rendah maka laba yang diperoleh lebih
besar sehingga menyebabkan meningkatnya rentabilitas ekonomi.
Pengujian atas variabel size/ukuran koperasi menunjukkan hasil
bahwa semakin besar ukuran koperasi maka semakin kecil rentabilitas ekonominya.
Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa semakin besar
ukuran koperasi maka semakin tinggi tingkat rentabilitasnya. Size/ukuran koperasi yang diproxykan dengan jumlah aset yang dimiliki
ternyata tidak dapat menjamin tinggi atau rendahnya rentabilitas yang mampu
dihasilkan koperasi. Koperasi dengan aset yang tinggi sehingga koperasi
tersebut tergolong dalam kategori usaha besar ternyata tidak berarti bahwa
rentabilitas ekonominya menjadi semakin tinggi atau sebaliknya. Hal tersebut
dikarenakan sebagian besar KPRI di Jawa Tengah belum mampu mengelola asetnya
dengan baik untuk menghasilkan laba. Atau aset yang dimiliki koperasi tersebut
bukan merupakan asset produktif yang mampu mendongkrak laba.
Pendapat lain yang tidak mendukung
hasil penelitian tentang size berpengaruh
positif terhadap rentabilitas ekonomi adalah dari Brigham & Houston (2006),
jika rata-rata total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan tinggi, maka
perolehan rentabilitas ekonomi juga akanrendabel. Sebaliknya, jika rata-rata
total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan rendah, maka perolehan
rentabilitas ekonomi tidak rendabel.
Hipotesis terakhir seperti terlihat
dalam tabel yang ingin membuktikan pengaruh bersama atas seluruh variabel independen terhadap rentabilitas koperasi terbukti
signi! kan. Namun pengaruh bersama tersebut menunjukkan nilai yang kecil. Hal
tersebut dikarenakan karena dari keempat variabel independen yang diajukan ternyata hanya dua
variabel yang terbukti berpengaruh signifikan dengan arah hubungan yang sesuai
dengan hipotesis. Nilai koe! sien determinasi R2 yang dihasilkanpun juga kecil
yaitu hanya sebesar 19.7%.
Penutup
Hasil penelitian dengan menggunakan
regresi berganda menunjukkan bukti empiris bahwa variabel solvabilitas, e!
siensi pengendalian biaya dan size berpengaruh signi! kan terhadap rentabilitas ekonomi
koperasi. Variabel likuiditas tidak terbukti berpengaruh signi! kan terhadap
rentabilitas ekonomi koperasi. Hasil pengujian bersama atas variabel
likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size terhadap rentabilitas ekonomi koperasi
dapat dibuktikan.
Bagi peneliti yang hendak mengkaji
rentabilitas koperasi secara lebih mendalam dapat menambahkan variabel lain
seperti perputaran modal kerja, pro! t
margin, maupun struktur modal koperasi. Penelitian
lebih lanjut dapat mengklasi! kasikan koperasi sesuai dengan jenisusaha masing-masing
sehingga hasilnya lebih robust karena
dimungkinkan setiap jenis usaha tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Dafar Pustaka
Brigham, E.F. dan J.F. Houston 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Edisi 10. Jakarta: Sa-
lemba Empat
Ghozali, I. 2006. Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas
Diponegoro
Gitosudarmo, I. 2002. Manajemen
Keuangan. Edisi 4. Yogyakrta: BPFE
Hanafi , M.M. dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Husein, U. 1996. Metode
Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis.
Jakarta: Raja Persada
Keown, A.J., S.Jr.J.D. Martin dan J.W. Petty. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat
Lazaridis, I. dan D. Tryfonidis. 2006. " e Relationship Between Working Capital Management
and Proftability
of Listed Companies In " e Athens Stock Exchange. www.ssrn.com/papers
Munawir, S. 2007. Analisa
Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Riyanto, B. 2008. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia
UU. Republik Indonesia No. 25 tentang Perkoperasian. 1992. Jakarta: Dep. Koperasi dan UMKM
UU. Republik Indonesia No. 20 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. 2008. Jakarta:
Dep. Koperasi dan UMKM.
Van Horne, J.C. dan J.M. Wachowicsz Jr. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat
Weston, J.F. dan T.E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan.
Edisi 8. Jakarta: Erlangga
www.bi.go.id tentang tingkat suku bunga tahun 2008 dan 2009
sumber rizka desti arini / 26211313
Ass kak, kak saya mau tanya tentang blok kakak yg judulnya analisis rentabilitas, saya boleh minta kontak kakak gk ?
ReplyDelete