Sunday, January 6, 2013

Review Jurnal 5.4 PENGARUH VARIABEL ASET LANCAR, DEBT TO TOTAL ASSETS, UMUR, DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN KOPERASI KREDIT DI KECAMATAN BULELENG, KABUPATEN BULELENG: SEBUAH PEMODELAN EKONOMETRIKA


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan memasukkan 18 variabel bebas yang diduga mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Setelah dilakukan 15 kali pemodelan maka didapatkan model yang bersifat BLUE. Model ke-15 merupakan model yang BLUE karena memenuhi tujuh asumsi klasik seperti yang disyaratkan oleh Studenmund (2006). Berdasarkan pengujian Ramsey Test untuk asumsi klasik yang pertama sampai dengan asumsi yang ketiga diperoleh p-value untuk F-statistic-nya adalah 0.545391 lebih besar daripada level of significance (α) yang ditentukan sebesar 0.05 sehingga H0 (model is not misspesified owing to wrong functional form) diterima. Uji asumsi klasik yang ke-4 adalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test, dan Collelogram of residuals test. Dari ketiga pengujian yang dilakukan, dua pengujian menyatakan tidak terjadi autokorelasi residual model ke-15, sedangkan satu pengujian (Durbin-Watson) tidak dapat memutuskan terjadi tidaknya autokorelasi residual model ke-15. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada residual model ke-15.
Pengujian asumsi klasik yang kelima ini dilakukan melalui White’s Heteroskedasticity Test. Berdasarkan tes ini diperoleh probability (p-value) Fstatistic- nya adalah 0.842423, lebih besar daripada level of significance 0.05 sehingga H0 (errors are homokedastic) diterima (Studenmund, 2006). Asumsi klasik yang keenam berkaitan dengan multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor). Berdasarkan tabel output model 15 didapatkan nilai R2-nya adalah di bawah 1, yaitu sebesar 0.73030862 sehingga nilai VIF-nya menjadi 3.71. Nilai VIF sebesar 3,71 ini tidak mencerminkan terjadinya perfect multicollinearity. Nilai VIF sebesar 3,71 ini lebih kecil daripada 5 maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi
multicollinearity pada model 15 ini. Uji asumsi klasik yang ketujuh ini dilakukan dengan Jarque-Bera Normality Test (JBTS). Berdasarkan output uji ini diperoleh probability-nya (p-value) adalah 0.008495, lebih kecil daripada level of significance (α) 0.05 sehingga H0 (errors are normally distributed) ditolak. Meskipun berdasarkan pengujian Jarque-Bera Normality Test (JBTS) disimpulkan bahwa residual model ke-15 tidak terdistribusi normal, residualmodel ini dapat dianggap terdisribusi normal (residual is approximately normally distributed) karena jumlah observasi lebih besar daripada 30 (central limit theorem) (Studenmund, 2006).

UJI F
Dari output model ke-15 ini didapatkan model regresi sebagai berikut.
Yi                           = βo+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + εi
Yi                           = 0.087828 + 1.15E-11 X1 – 0.070966 X2 – 0.005381 X3 – 5.53E-05 X4 + εi
thit                       = 6.332969 (4.165571) (5.413087) (6.919911)
Sig                         = 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2                          = 0.730862
F-statistik         = 20.36676
Prob(F-statistik) = 0.000000

Keterangan:
Yi = Rentabilitas ekonomi
βi = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas aset lancar
X2 = Variabel bebas debt to total assets
X3 = Variabel bebas umur
X4 = Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error term (residuals)

Dari tabel output di atas diperoleh probability (p-value) F-statistic sebesar 0.000000. Nilai ini lebih kecil daripada level of significance (α) yang ditentukan sebesar 0.05 sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain keempat variabel bebas (aset lancar, debt to total assets, umur, dan jumlah anggota) berpengaruh serempak terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng.

Uji t
Persamaan regresi model ke-15 yang terdiri atas empat variabel bebas
tersebut adalah:
Yi                           = βo + β1X1 + β2X2 + β2X3 + β4X4 + εi
Yi                            = 0.087828 + 1.15E-11 X1 – 0.070966 X2 – 0.005381 X3 – 5.53E-05 X4 + εi
Thit                       = 6.332969 (4.165571) (5.413087) (6.919911)
Sig                         = 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2                          = 0.730862
F-statistik         = 20.36676
Prob (F-statistik) = 0.000000

Keterangan:
Yi = Rentabilitas ekonomi
βi = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas aset lancar
X2 = Variabel bebas debt to total assets
X3 = Variabel bebas umur
X4 = Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error term (residuals)

Mengingat p-value untuk variabel bebas aset lancar adalah 0.0000 lebih kecil daripada 0.05 (level of significance) dan tanda dari koefisien regresi β2 adalah positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas aset lancar berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng. Berdasarkan struktur aset lancar dari tujuh koperasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode 2005 sampai dengan 2009, proporsi terbesar dari aset lancar adalah piutang yang berasal dari pemberian kredit (pinjaman yang disalurkan). Semakin besar pinjaman yang dapat disalurkan berarti menyebabkan bertambahnya pendapatan yang diterima koperasi yang berasal dari pendapatan bunga karena pinjaman yang dapat disalurkan ini merupakan income-generating asset (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007).
Variabel bebas debt to total assets berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng karena p-value adalah 0.0002, lebih kecil daripada 0.05 (level of significant) dan tanda dari koefisien regresi adalah negatif. Meningkatnya debt to total assets disebabkan oleh meningkatnya total utang (debt) dan
meningkatnya total aset, tetapi peningkatan total utang lebih besar daripada peningkatan total aset (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007). Menurut Brigham dan Houston (2004), tingkat leverage operasi yang tinggi memiliki konsekuensi bahwa perubahan pendapatan dalam jumlah yang relatif kecil akan mengakibatkan perubahan yang besar dalam profitabilitas. Lebih lanjut lagi Brigham dan Houston menjelaskan bahwa entitas yang meningkatkan utangnya akan mengkonsentrasikan risiko bisnisnya kepada para pemilik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara leverage dan profitabilitas. Dari tujuh koperasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode 2005 sampai dengan 2009, terlihat bahwa peningkatan tabungan sukarela lebih besar daripada peningkatan pinjaman yang dilakukan oleh koperasi sehingga debt to total assets-nya meningkat. Menurut Jensen (1986), utang memainkan peran penting dalan memotivasi manajer untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan rasio utang yang optimal diperoleh ketika tambahan manfaat (marginal benefit) dari utang tersebut sama dengan tambahan biayanya. Pendapat Jensen (1986) ini melengkapi pendapat yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2004) bahwa pada range tertentu yaitu pada saat marginal benefit lebih besar daripada marginal cost, profitabilitas meningkat sampai titik tertentu seiring dengan meningkatnya utang. Akan tetapi, profitabilitas menurun seiring dengan meningkatnya utang pada saat marginal cost lebih besar daripada marginal benefit. Peneliti menduga bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berada pada range marginal cost lebih besar daripada marginal benefit sehingga leverage ratio yang diproksikan oleh debt to total assets berpengaruh negatif terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rentabilitas
ekonomi.
Mengingat p-value untuk variabel bebas umur koperasi adalah 0.0000, lebih kecil daripada 0.05 (level of significant) dan koefisien regresinya bertanda negatif, maka variabel bebas umur koperasi berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng. Ini berarti bahwa semakin lama koperasi beroperasi maka rentabilitas ekonomi koperasi tersebut semakin kecil atau menurun. Pengaruh ini bertentangan dengan teori. Dalam teori dinyatakan bahwa semakin lama koperasi beroperasi maka kemampuannya untuk menghasilkan laba semakin besar karena koperasi telah memiliki lebih banyak pengalaman. Menurut Ebbinghaus (1885) dalam Weiss (1990), semakin tua usia atau umur organisasi maka efisiensinya dalam melakukan suatu aktivitas semakin meningkat yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas organisasi
tersebut. Rentabilitas ekonomi merupakan proksi dari profitabilitas sehingga berdasarkan kutipan artikel Weiss (1990) tersebut dapat disimpulkan bahwa umur koperasi berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi karena perubahan tingkat efisiensi aktivitas. Pertentangan hasil penelitian ini dapat dijelaskan dengan teori product life sycle (siklus kehidupan produk). Menurut Vernon (1966) dalam Hill (2007) dan Appleyard, Field, dan Cobb (2006), setiap produk akan mengalami suatu daur hidup yang waktunya sulit untuk dipastikan. Walaupun waktunya sulit ditentukan, setiap produk akan mengalami tahap, yaitu (1) perkenalan, (2) pertumbuhan, (3) kedewasaan, dan (4) kemunduran. Dalam penelitian ini sebagian besar koperasi didirikan pada tahun 2005. Tahun 2005 ini merupakan periode dimulainya penelitian sehingga pada periode ini sebagian besar koperasi berada pada tahap
perkenalan. Selama periode penelitian 2005 sampai dengan 2009 koperasi berada pada tahap perkenalan, belum banyak masyarakat yang mengenal keberadaan koperasi tersebut dan produk yang ditawarkannya sehingga pada periode ini memerlukan biaya promosi yang tinggi dan belum dapat memaksimalkan laba. Akibatnya laba yang diterima koperasi masih kecil sehingga rentabilitasnya juga kecil.
Variabel bebas jumlah anggota berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng karena p-value adalah 0.0000, lebih kecil daripada 0.05 (level of significance) dan koefisien regresinya bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah anggota koperasi maka rentabilitas ekonomi akan semakin kecil atau menurun. Hasil ini bertentangan dengan teori. Menurut Maury dan Pajuste (2004), untuk entitas yang bersifat tertutup (family-controlled firms) dengan karakteristik (1) pemilik mayoritas entitas memiliki hubungan keluarga, (2) jumlah suara terdistribusi merata di antara pemilik mayoritas, (3) pemilik minoritas tidak memiliki kekuatan monitoring kepada pemilik mayoritas maka terdapat hubungan yang positif antara jumlah pemilik dan nilai entitas. Teori yang diungkapkan oleh Maury dan Pajuste (2004) dapat diterapkan di koperasi karena koperasi berdasarkan asas kekeluargaan, anggota adalah pemilik koperasi, jumlah suaranya terdistribusi secara merata dalam arti satu orang
satu suara sehingga semakin banyak jumlah anggota maka nilai koperasi meningkat yang tercermin pada besarnya SHU.
Sampel penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar koperasi memiliki trend jumlah anggota yang menurun sebagaimana ditunjukkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Lintas Desa Pada Payu. Pada tahun 2005 koperasi ini memiliki jumlah anggota sebanyak 82 orang, kemudian meningkat menjadi 83 orang pada tahun berikutnya, tetapi menurun menjadi 81, 76, dan 75 orang secara berturut-turut pada tahun 2007, 2008, dan 2009. Perincian mengenai jumlah anggota setiap koperasi dapat dilihat di lampiran. Trend jumlah anggota yang menurun berimplikasi terhadap penurunan leverage karena anggota koperasi lebih banyak memanfaatkan fasilitas simpanan, sedangkan untuk fasilitas pinjaman (kredit) lebih banyak dimanfaatkan oleh calon anggota koperasi. Penurunan leverage ini menyebabkan peningkatan rentabilitas ekonomi. Hasil ini konsisten dengan pembahasan mengenai pengaruh negatif debt to total assets terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini semakin menegaskan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng.

V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut.
1.       Berdasarkan pemodelan ekonometrika yang dilakukan diperoleh bahwa model ke-15 merupakan model ekonometrika yang BLUE karena memenuhi tujuh asumsi klasik seperti yang disyaratkan oleh Studendmund (2006). Dari model 15 ini didapat empat variabel bebas yaitu aset lancar, debt to total asset, umur, dan jumlah anggota.
2.       Berdasarkan F-test yang dilakukan, diperoleh probability (p-value) Fstatistic sebesar 0.000000. Nilai ini lebih kecil daripada level of significance (α) yang ditentukan sebesar 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, keempat variabel bebas (aset lancar, debt to total assets, umur, dan jumlah anggota) berpengaruh serempak terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng.
3.       Berdasarkan t-test yang dilakukan, diperoleh bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap rentabilitas ekonomi di koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit di Kecamatan Buleleng karena semua variabel bebas memiliki p-value yang lebih kecil daripada level of signifinance 0.05.

DAFTAR PUSTAKA
Appleyard, D.R., Field, A.J., and Cobb, S.L. 2006. International Economics.
Boston USA : McGraw-Hill.
Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta :
BPFE.
Brigham dan Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management. Souh-
Western.
Charles. 2007. International Business: Competing in The Global Marketplace. 6th
ed. New York USA : McGraw-Hill.
Field, A. 2003. Discovering Statistics Using SPSS for Windows. UK : Sage
Publications.
Guan, L., Hansen, D.R., and Mowen, M.M. 2009. Cost Management. 6th ed.
USA : McGraw-Hill.
Gujarati, Damodar. 2006. Essentials of Econometric. 3rd ed. USA : South-
Western Cengage Learning.
Husnan dan Pudjiastuti. 2002. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Jensen, M.C. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and
Takeovers”. AEA Paper and Proceedings. Vol. 76. No. 2. May. pp 323—
329
Maury, B., and Pajuste, A. 2004. “Multiple Large Shareholders and Firm
Value”. Journal of Banking and Finance. Vol 29. pp. 1813—1814.
Panggabean, Riana, 2004. Prospek Koperasi Pasca Pemilu. Edisi 24. Jakarta:
Kementerian Koperasi dan UKM.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.
Yogyakarta : BPFE.
23
Ross et al. 2008. Modern Financial Management. 8th Ed. Irwin USA : McGraw-
Hill.
Studenmund. 2006. Comm7033 Quantitative Methods. 2nd Edition. Sydney:
Pearson Education Australia.
Tunggal, Widjaja Amin. 1995. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Rhineka Cipta.
Van Horne. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Weiss, H.M. 1990. “Learning Theory and Industrial and Organisasional
Psycology”. Handbook of Industrial and Organizational Psycology. Vol.1
pp. 172—173.
Wild, J.J., Subramanyam, K.R., and Halsey, R.F,. 2007. Financial Statement
Analysis. 9th ed. Irwin USA : McGraw-Hill.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia. www.bps.go.id.
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Statistik Perkembangan Koperasi.
www.depkop.go.id.
Dinas Pekerjaan Umum Bali. 2010. Luas Wilayah Kabupaten Buleleng.
www.pubali.go.id.

sumber rizka desti arini / 26211313

No comments:

Post a Comment