IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan
memasukkan 18 variabel bebas yang diduga mempengaruhi rentabilitas ekonomi.
Setelah dilakukan 15 kali pemodelan maka didapatkan model yang bersifat BLUE.
Model ke-15 merupakan model yang BLUE karena memenuhi tujuh asumsi klasik seperti
yang disyaratkan oleh Studenmund (2006). Berdasarkan pengujian Ramsey Test
untuk asumsi klasik yang pertama sampai dengan asumsi yang ketiga diperoleh p-value untuk F-statistic-nya
adalah 0.545391 lebih besar daripada level
of significance (α) yang ditentukan sebesar 0.05 sehingga
H0 (model is not misspesified owing to wrong
functional form) diterima. Uji asumsi klasik yang ke-4
adalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji
Durbin-Watson, Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test, dan Collelogram of residuals
test. Dari ketiga pengujian yang dilakukan, dua pengujian menyatakan tidak
terjadi autokorelasi residual model ke-15, sedangkan satu pengujian (Durbin-Watson) tidak
dapat memutuskan terjadi tidaknya autokorelasi residual model
ke-15. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada
residual model ke-15.
Pengujian asumsi klasik yang kelima ini
dilakukan melalui White’s Heteroskedasticity Test. Berdasarkan tes ini diperoleh probability (p-value) Fstatistic- nya adalah
0.842423, lebih besar daripada level
of significance 0.05
sehingga H0 (errors are homokedastic) diterima (Studenmund, 2006). Asumsi klasik yang keenam
berkaitan dengan multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan
melihat VIF (Variance Inflation Factor). Berdasarkan tabel output
model 15 didapatkan nilai R2-nya adalah
di bawah 1, yaitu sebesar 0.73030862 sehingga nilai VIF-nya menjadi 3.71. Nilai VIF
sebesar 3,71 ini tidak mencerminkan terjadinya perfect multicollinearity. Nilai VIF sebesar 3,71
ini lebih kecil daripada 5 maka dapat
diartikan bahwa tidak terjadi
multicollinearity pada
model 15 ini. Uji asumsi klasik yang ketujuh ini dilakukan dengan Jarque-Bera
Normality Test (JBTS). Berdasarkan output
uji ini diperoleh probability-nya (p-value)
adalah 0.008495, lebih kecil daripada level
of significance (α) 0.05 sehingga H0 (errors are normally distributed) ditolak. Meskipun berdasarkan pengujian Jarque-Bera
Normality Test (JBTS) disimpulkan bahwa residual
model ke-15 tidak terdistribusi normal, residualmodel ini dapat dianggap terdisribusi normal (residual is approximately normally distributed) karena jumlah observasi lebih besar daripada 30 (central limit theorem)
(Studenmund, 2006).
UJI F
Dari output model ke-15 ini didapatkan model regresi sebagai berikut.
Yi = βo+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +
εi
Yi = 0.087828 + 1.15E-11 X1 –
0.070966 X2 – 0.005381 X3 – 5.53E-05 X4 + εi
thit = 6.332969 (4.165571) (5.413087)
(6.919911)
Sig = 0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2 = 0.730862
F-statistik =
20.36676
Prob(F-statistik) = 0.000000
Keterangan:
Yi = Rentabilitas ekonomi
βi = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas aset lancar
X2 = Variabel bebas debt
to total assets
X3 = Variabel bebas umur
X4 = Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error term (residuals)
Dari tabel output di
atas diperoleh probability (p-value) F-statistic sebesar 0.000000. Nilai ini lebih kecil daripada
level of significance (α) yang ditentukan sebesar 0.05 sehingga H0 ditolak. Dengan
kata lain keempat variabel bebas (aset lancar, debt to total assets,
umur, dan jumlah anggota) berpengaruh serempak terhadap rentabilitas ekonomi di
Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng.
Uji t
Persamaan regresi model ke-15 yang
terdiri atas empat variabel bebas
tersebut adalah:
Yi =
βo + β1X1 + β2X2 + β2X3 + β4X4 + εi
Yi =
0.087828 + 1.15E-11 X1 – 0.070966 X2 – 0.005381 X3 – 5.53E-05 X4 + εi
Thit =
6.332969 (4.165571) (5.413087) (6.919911)
Sig =
0.0000 0.0002 0.0000 0.0000
R2 =
0.730862
F-statistik =
20.36676
Prob (F-statistik) = 0.000000
Keterangan:
Yi = Rentabilitas ekonomi
βi = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas aset lancar
X2 = Variabel bebas debt
to total assets
X3 = Variabel bebas umur
X4 = Variabel bebas jumlah anggota
εi = Error term (residuals)
Mengingat p-value untuk
variabel bebas aset lancar adalah 0.0000 lebih kecil daripada 0.05 (level of significance)
dan tanda dari koefisien regresi β2 adalah positif maka dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas aset lancar berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi di
Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng. Berdasarkan struktur
aset lancar dari tujuh koperasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini selama
periode 2005 sampai dengan 2009, proporsi terbesar dari aset lancar adalah
piutang yang berasal dari pemberian kredit (pinjaman yang disalurkan). Semakin
besar pinjaman yang dapat disalurkan berarti menyebabkan bertambahnya pendapatan
yang diterima koperasi yang berasal dari pendapatan bunga karena pinjaman yang
dapat disalurkan ini merupakan income-generating asset (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007).
Variabel bebas debt to total assets berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan
Kredit di Kecamatan Buleleng karena p-value
adalah 0.0002, lebih kecil daripada 0.05
(level of significant) dan tanda dari koefisien regresi adalah negatif.
Meningkatnya debt to total assets disebabkan oleh meningkatnya total utang (debt) dan
meningkatnya total aset, tetapi peningkatan total utang lebih
besar daripada peningkatan total aset (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2007).
Menurut Brigham dan Houston (2004), tingkat leverage
operasi yang tinggi memiliki konsekuensi
bahwa perubahan pendapatan dalam jumlah yang relatif kecil akan mengakibatkan
perubahan yang besar dalam profitabilitas. Lebih lanjut lagi Brigham dan
Houston menjelaskan bahwa entitas yang meningkatkan utangnya akan
mengkonsentrasikan risiko bisnisnya kepada para pemilik. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara leverage dan
profitabilitas. Dari tujuh koperasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini
selama periode 2005 sampai dengan 2009, terlihat bahwa peningkatan tabungan
sukarela lebih besar daripada peningkatan pinjaman yang dilakukan oleh koperasi
sehingga debt to total assets-nya meningkat. Menurut Jensen (1986), utang memainkan peran
penting dalan memotivasi manajer untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan
rasio utang yang optimal diperoleh ketika tambahan manfaat (marginal benefit) dari
utang tersebut sama dengan tambahan biayanya. Pendapat Jensen (1986) ini melengkapi
pendapat yang diungkapkan oleh Brigham dan Houston (2004) bahwa pada range tertentu
yaitu pada saat marginal benefit lebih besar daripada marginal
cost, profitabilitas meningkat sampai titik
tertentu seiring dengan meningkatnya utang. Akan tetapi, profitabilitas menurun
seiring dengan meningkatnya utang pada saat marginal
cost lebih besar daripada marginal benefit.
Peneliti menduga bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berada pada range marginal cost lebih
besar daripada marginal benefit sehingga leverage
ratio yang diproksikan oleh debt to total assets
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rentabilitas
ekonomi.
Mengingat p-value untuk
variabel bebas umur koperasi adalah 0.0000, lebih kecil daripada 0.05 (level of significant)
dan koefisien regresinya bertanda negatif, maka variabel bebas umur koperasi
berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan
Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng. Ini berarti bahwa semakin lama koperasi
beroperasi maka rentabilitas ekonomi koperasi tersebut semakin kecil atau
menurun. Pengaruh ini bertentangan dengan teori. Dalam teori dinyatakan bahwa semakin
lama koperasi beroperasi maka kemampuannya untuk menghasilkan laba semakin
besar karena koperasi telah memiliki lebih banyak pengalaman. Menurut
Ebbinghaus (1885) dalam Weiss (1990), semakin tua usia atau umur organisasi
maka efisiensinya dalam melakukan suatu aktivitas semakin meningkat yang pada
akhirnya meningkatkan profitabilitas organisasi
tersebut. Rentabilitas ekonomi merupakan proksi dari
profitabilitas sehingga berdasarkan kutipan artikel Weiss (1990) tersebut dapat
disimpulkan bahwa umur koperasi berpengaruh positif terhadap rentabilitas
ekonomi karena perubahan tingkat efisiensi aktivitas. Pertentangan hasil
penelitian ini dapat dijelaskan dengan teori product
life sycle (siklus kehidupan produk). Menurut Vernon
(1966) dalam Hill (2007) dan Appleyard, Field, dan Cobb (2006), setiap produk
akan mengalami suatu daur hidup yang waktunya sulit untuk dipastikan. Walaupun
waktunya sulit ditentukan, setiap produk akan mengalami tahap, yaitu (1)
perkenalan, (2) pertumbuhan, (3) kedewasaan, dan (4) kemunduran. Dalam
penelitian ini sebagian besar koperasi didirikan pada tahun 2005. Tahun 2005
ini merupakan periode dimulainya penelitian sehingga pada periode ini sebagian
besar koperasi berada pada tahap
perkenalan. Selama periode penelitian 2005 sampai dengan 2009
koperasi berada pada tahap perkenalan, belum banyak masyarakat yang mengenal keberadaan
koperasi tersebut dan produk yang ditawarkannya sehingga pada periode ini
memerlukan biaya promosi yang tinggi dan belum dapat memaksimalkan laba.
Akibatnya laba yang diterima koperasi masih kecil sehingga rentabilitasnya juga
kecil.
Variabel bebas jumlah anggota berpengaruh
negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di
Kecamatan Buleleng karena p-value adalah 0.0000, lebih kecil daripada 0.05 (level of significance)
dan koefisien regresinya bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah
anggota koperasi maka rentabilitas ekonomi akan semakin kecil atau menurun.
Hasil ini bertentangan dengan teori. Menurut Maury dan Pajuste (2004), untuk
entitas yang bersifat tertutup (family-controlled
firms) dengan karakteristik (1) pemilik
mayoritas entitas memiliki hubungan keluarga, (2) jumlah suara terdistribusi
merata di antara pemilik mayoritas, (3) pemilik minoritas tidak memiliki
kekuatan monitoring kepada pemilik mayoritas maka terdapat hubungan yang positif
antara jumlah pemilik dan nilai entitas. Teori yang diungkapkan oleh Maury dan
Pajuste (2004) dapat diterapkan di koperasi karena koperasi berdasarkan asas
kekeluargaan, anggota adalah pemilik koperasi, jumlah suaranya terdistribusi
secara merata dalam arti satu orang
satu suara sehingga semakin banyak jumlah anggota maka nilai
koperasi meningkat yang tercermin pada besarnya SHU.
Sampel penelitian mengindikasikan bahwa
sebagian besar koperasi memiliki trend
jumlah anggota yang menurun sebagaimana
ditunjukkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Lintas Desa Pada Payu. Pada tahun 2005
koperasi ini memiliki jumlah anggota sebanyak 82 orang, kemudian meningkat
menjadi 83 orang pada tahun berikutnya, tetapi menurun menjadi 81, 76, dan 75
orang secara berturut-turut pada tahun 2007, 2008, dan 2009. Perincian mengenai
jumlah anggota setiap koperasi dapat dilihat di lampiran. Trend jumlah
anggota yang menurun berimplikasi terhadap penurunan leverage karena
anggota koperasi lebih banyak memanfaatkan fasilitas simpanan, sedangkan untuk
fasilitas pinjaman (kredit) lebih banyak dimanfaatkan oleh calon anggota
koperasi. Penurunan leverage ini menyebabkan peningkatan rentabilitas ekonomi. Hasil ini
konsisten dengan pembahasan mengenai pengaruh negatif debt to total assets terhadap
rentabilitas ekonomi. Hal ini semakin menegaskan bahwa leverage berpengaruh
negatif terhadap rentabilitas ekonomi di Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit
di Kecamatan Buleleng.
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut.
1. Berdasarkan pemodelan ekonometrika yang dilakukan diperoleh
bahwa model ke-15 merupakan model ekonometrika yang BLUE karena memenuhi tujuh
asumsi klasik seperti yang disyaratkan oleh Studendmund (2006). Dari model 15
ini didapat empat variabel bebas yaitu aset lancar, debt to total asset, umur,
dan jumlah anggota.
2. Berdasarkan F-test
yang dilakukan, diperoleh probability (p-value) Fstatistic sebesar
0.000000. Nilai ini lebih kecil daripada level
of significance (α) yang ditentukan sebesar 0,05 sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian, keempat variabel bebas (aset lancar, debt to total assets,
umur, dan jumlah anggota) berpengaruh serempak terhadap rentabilitas ekonomi di
Koperasi Simpan Pinjam dan Kredit di Kecamatan Buleleng.
3. Berdasarkan t-test
yang dilakukan, diperoleh bahwa semua
variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap rentabilitas ekonomi di
koperasi simpan pinjam dan koperasi kredit di Kecamatan Buleleng karena semua variabel
bebas memiliki p-value yang lebih kecil daripada level
of signifinance 0.05.
DAFTAR PUSTAKA
Appleyard, D.R., Field, A.J., and Cobb, S.L. 2006. International Economics.
Boston USA : McGraw-Hill.
Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi
Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta :
BPFE.
Brigham dan Houston. 2004. Fundamentals
of Financial Management. Souh-
Western.
Charles. 2007. International
Business: Competing in The Global Marketplace. 6th
ed. New York USA : McGraw-Hill.
Field, A. 2003. Discovering
Statistics Using SPSS for Windows. UK :
Sage
Publications.
Guan, L., Hansen, D.R., and Mowen, M.M. 2009. Cost Management. 6th ed.
USA : McGraw-Hill.
Gujarati, Damodar. 2006. Essentials
of Econometric. 3rd ed. USA : South-
Western Cengage Learning.
Husnan dan Pudjiastuti. 2002. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Jensen, M.C. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate
Finance and
Takeovers”. AEA Paper
and Proceedings. Vol. 76. No. 2. May. pp 323—
329
Maury, B., and Pajuste, A. 2004. “Multiple Large Shareholders
and Firm
Value”. Journal of
Banking and Finance. Vol 29. pp. 1813—1814.
Panggabean, Riana, 2004. Prospek
Koperasi Pasca Pemilu. Edisi 24. Jakarta:
Kementerian Koperasi dan UKM.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar
– Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Edisi 4.
Yogyakarta : BPFE.
23
Ross et al. 2008. Modern
Financial Management. 8th Ed. Irwin USA : McGraw-
Hill.
Studenmund. 2006. Comm7033
Quantitative Methods. 2nd Edition.
Sydney:
Pearson Education Australia.
Tunggal, Widjaja Amin. 1995. Dasar-Dasar
Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Rhineka Cipta.
Van Horne. 1998. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Weiss, H.M. 1990. “Learning Theory and Industrial and
Organisasional
Psycology”. Handbook
of Industrial and Organizational Psycology. Vol.1
pp. 172—173.
Wild, J.J., Subramanyam, K.R., and Halsey, R.F,. 2007. Financial Statement
Analysis. 9th ed.
Irwin USA : McGraw-Hill.
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik
Indonesia. www.bps.go.id.
Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Statistik Perkembangan Koperasi.
www.depkop.go.id.
Dinas Pekerjaan Umum Bali. 2010. Luas Wilayah Kabupaten Buleleng.
www.pubali.go.id.
sumber rizka desti arini / 26211313
No comments:
Post a Comment